Ragukan Dirimu
Cobalah untuk tidak terlalu yakin pada diri sendiri, apakah hal yang saya anggap benar pada hari ini memang benar? Bisa saja saya keliru. Atau bisa saja anggapan saya akan kekeliruan saya ini ternyata tidak benar.
Pengalaman telah mengajarkan tentang hal ini. Coba hadirkan kembali memori pada masa lalu tentang hal yang kita anggap paling benar pada masa itu, tetapi sekarang malah kita lihat sebagai sebuah hal yang keliru.
Dengan meragukan diri sendiri, kita bisa lebih mudah dalam menerima kritik & kenyataan akan kekeliruan yang kita buat sendiri tanpa mencari-cari kesalahan dari pihak lain.
Saya mengambil keputusan ini karena saya berpikir bahwa keputusan ini adalah yang paling benar untuk saat ini, tapi belum tahu esok. Bisa jadi keyakinan saya akan keputusan yang saya ambil hari ini ternyata adalah hal yang keliru, dan itu tidak apa-apa. Saya mengakui kekeliruan saya dan kembali berupaya untuk menjadi lebih sedikit salah, tanpa menolak kekeliruan / kesalahan itu sendiri.
Kenyataan hari ini, terlalu banyak orang yang mencari-cari alasan bahkan kesalahan orang lain agar si pelaku (kekeliruan / kesalahan) tetap terlihat benar, seakan-akan kekeliruan / kesalahan adalah hal yang paling memalukan. Padahal benar dan salah adalah dua hal yang normal dalam kehidupan manusia.
Dengan hanya menerima kebenaran tanpa mau menerima kesalahan berarti kita sedang berusaha menghilangkan sebagian dari hal yang membuat kehidupan seimbang.
Ibarat timbangan gantung kiri-kanan, tidak akan seimbang jika hanya salah satu (kiri / kanan) yang terisi.
Kesimpulannya, keresahan bukan pada benar dan salahnya, tapi pada penerimaan akan kedua hal tersebut. Dan dengan meragukan diri sendiri, penerimaan akan kedua hal tersebut bisa lebih mudah dilakukan.
Dreamsker.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar